Kemana Perginya RUH Setelah Kematian

 

indoBOSSE, Kehidupan macam apakah yang akan dialami ruh di kehidupan mendatang? 

Pertanyaan besar ini hampir tidak pernah mampir di benak kita, apalagi jawabannya. Padahal kesadaran akan adanya perjalanan ruh setelah kematian dan kehidupan ruh setelah mati dapat membuat seseorang memandang kehidupan dunia ini secara berbeda dan lebih bermakna.

Sayangnya tidak ada orang mati yang kemudian hidup kembali lantas bercerita kepada kita tentang kehidupan barzakh. Meskipun demikian beberapa pengalaman orang-orang yang mati suri sedikit banyak memberikan gambaran tentang gerbang alam barzakh yang hampir mereka masuki. 
Demikian pula melalui tidur dan mimpi. Tidur dan mimpi, sebagai saudara kembar kematian, sebenarnya saban malam mengajarkan kita gagasan tentang hidup setelah mati. Orang yang dalam mimpinya menjadi orang miskin, dililit hutang, tua, dan sakit-sakitan maka kekayaan, usia muda dan tubuh sehat yang ia miliki di alam nyata sama sekali tidak berguna untuk menolong dirinya yang sedang menderita di alam mimpi tadi. Begitu terjaga ia pun bersyukur ternyata pengalaman buruknya tadi cuma mimpi. Untung ia masih bisa terbangun. 
Nanti suatu saat, dan saat itu pasti datang, akan ada suatu kondisi yang lebih nyata dari mimpi dan kita tidak pernah bisa bangun kembali, itulah kematian. Kehidupan sesudah mati membuat apa-apa yang ada di alam dunia ini tidak dapat menolong sama sekali. Orang yang di kehidupan sesudah mati menjadi orang yang miskin, kurus kering dan sempit tempat tinggalnya maka harta melimpah yang ada di dunia, jasad yang dulunya gemuk dan rumahnya yang luas sama sekali tidak dapat mengubah kenyataan yang terjadi pada dirinya di alam barzakh itu, miskin, kurus dan sempit.

Bagi kita hari ini, kehidupan dunia adalah nyata dan pengalaman ruh dalam tidur hanyalah sebuah mimpi. Tetapi nanti setelah mati kita akan melihat sebaliknya, kehidupan barzakh adalah nyata, di mana pengalaman-pengalaman ruh dalam tidur adalah bagiannya, sedangkan kehidupan dunia ini justru menjadi mirip sebuah mimpi.

Sebuah ungkapan, sebagian menisbatkan kepada Nabi saw, sebagian menisbatkan kepada Imam 'Ali ra, berbunyi:
الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا
"Manusia dalam keadaan tertidur, ketika mati maka mereka pun terbangun."

Al-Quran secara garis besar mengafirmasikan kehidupan setelah mati sementara hadits-hadits Nabi saw memberikan perinciannya. Bila kita kumpulkan keterangan-keterangan baik dari al-Quran maupun hadits-hadits sahih maka kita akan dapat memetakan perjalanan dan peristiwa yang akan dialami oleh ruh ketika sedang dan setelah berpisah dari jasad. 

Berbagai keterangan ini telah dihimpun oleh para ulama terpercaya, seperti Imam Ibn Qayyim dalam kitab al-Rûh, Imam al-Qurthubî dalam kitab al-Tadzkirah dan Imam Ibn Rajab dalam Ahwâl al-Qubûr.
Secara garis besar ada enam fase/tahap yang akan dialami ruh berkenaan dengan kehidupan barzakh:
1. Pencabutan ruh oleh malaikat maut as

2. Mi'raj/mendakinya ruh menuju langit ke-7

3. Pengembalian ruh ke jasadnya di bumi

4. Pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir as dalam kubur

5. Nikmat atau azab kubur

6. Masa penantian hingga datangnya hari Kebangkitan


1.Proses Pencabutan Ruh / Jiwa

Katakanlah,"Malaikat maut yang diserahi tugas (untuk mencabut nyawamu) akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. (QS. 32:11)

Berikut ini gambaran lima peristiwa pertama mulai dari proses pencabutan ruh sampai dengan nikmat atau azab kubur berdasarkan hadith Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Hakim dari al-Barâ bin 'Âzib ra dengan sanad sahih. Sedangkan keadaan ruh selama masa penantian disimpulkan melalui beberapa hadits sahih lainnya:

Dari al-Barâ bin 'Âzib ra, ia berkata: Kami keluar bersama Nabi saw untuk menghadiri pemakaman jenazah seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Sampailah kami di kuburan tersebut. Jenazah belum dimasukkan ke liang lahat. Duduklah Rasulullah saw maka kami pun duduk di sekeliling beliau. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung (karena hening dan tidak bergerak). Sementara itu beliau menggores tanah dengan kayu yang ada di tangannya.Tiba-tiba beliau mengangkat kepalanya seraya berkata,
" Berlindunglah kalian dari azab kubur (dua atau tiga kali)!"

Kemudian berkata lagi," Seorang hamba yang mukmin apabila telah terputus dari dunia dan menghadap ke akhirat maka turunlah padanya malaikat-malaikat dari langit. Wajah putih bercahaya seperti matahari. Mereka membawa kafan dan wewangian dari surga. Lalu duduklah mereka di dekatnya. Banyaknya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut a.s. lantas duduk dekat kepalanya. Berkatalah malaikat maut," Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah." Maka keluarlah jiwa itu mengalir seperti aliran tetesan air dari mulut teko, lalu dipegang oleh malaikat maut. Sekejap kemudian jiwa itu diambil oleh malaikat-malaikat pengiring dan diletakkan di kafan dan wewangian tadi. Memancarlah dari jiwa tadi harum semerbak seperti kesturi terharum di seluruh penjuru bumi.

2.Mi'raj/Mendakinya Ruh Menuju Langit ke-7

Beliau saw bersabda," Malaikat-malaikat itu membawanya terbang ke langit. Tidaklah rombongan malaikat pengantar tersebut melewati kelompok malaikat lain melainkan malaikat yang dilewati tersebut bertanya: Ruh siapakah yang begitu harum ini? Maka dijawablah ruh fulan bin fulan dengan sebutan terbaik yang mereka panggilkan padanya semasa di dunia. Ketika sampai di langit dunia rombongan malaikat pengantar tadi meminta untuk dibukakan pintu langit bagi jiwa tersebut. Maka dibukakanlah pintu langit. Mereka pun mengantarkan jiwa itu dari satu langit ke langit lain hingga samapai langit ke-7. Berfirmanlah Allah 'Azza wa Jalla," Tuliskanlah hamba-Ku ini di 'Illiyyin. Kembalikanlah ia ke Bumi karena Aku telah mencipkakan mereka dari Bumi, ke Bumi itu pula Aku mengembalikan mereka dan dari Bumi itu pula nanti Aku akan mengeluarkan mereka." 

3.Pengembalian Roh Ke Jasad di Bumi 

Bersabda Nabi saw," Maka dikembalikanlah ruhnya ke dalam jasadnya. Lalu datanglah dua orang malaikat yang mendudukkannya ."

4.Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir as di dalam Kubur

Kedua malaikat itu bertanya," Siapakah Tuhanmy?" Orang itu menjawab," Tuhanku adalah Allah." Mereka bertanya lagi," Apa agamamu?" Ia menjawab," Islam agamaku." Mereka bertanya," Laki-laki yang diutus kepada kalian ini, siapakah dia?" Ia menjawab," Ia adalah Rasulullah saw." Mereka bertanya," Apa Ilmumu?" Orang itu menjawab," Aku membaca Kitab Allah lantas aku mengimaninya dan membenarkannya." Maka terdengarlah seruan di langit," Benar hamba-Ku itu." 

5.Nikmat atau Azab Kubur

Allah Ta'ala berfirman," Hamparkan baginya hamparan dari surga. Pakaikan baginya pakaian dari surga. Bukakan baginya sebuah pintu ke surga!" Nabi saw bersabda," Maka berhembuslah angin dan keharuman surga padanya. Dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang." Beliau saw berkata," Datanglah kepadanya seorang laki-laki yang demikian elok wajah dan pakaiannya, harum semerbak baunya. Laki-laki itu berkata:Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu karena inilah hari yang dijanjikan padamu. Orang itu bertanya kepada laki-laki tersebut," Siapakah engkau ini, wajahmu adalah wajah orang yang membawa kebaikan?" Laki-laki itu menjawab," Aku adalah amal shalihmu." Maka orang itu pun berdoa," Tuhanku, datangkanlah hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluarga dan hartaku."
(HR.Ahmad dan al-Hakim, Catatan Syu'aib al-Arnauth: Sanadnya sahih dan perawinya sahih ) 


6.Masa Menanti hingga hari Kebangkitan

Beberapa hal yang akan dialami ruh selama masa penantian sampai hari Kebangkitan:

1. Roh di tempatkan sesuai dengan derajatnya di sisi Allah Ta'ala

- Roh mukmin seperti burung-burung
Beliau saw bersabda," Kemudian dibukakan sebuah pintu dari berbagai pintu surga. Dikatakan padanya inilah tempat dudukmu di surga dan apa yang telah Allah janjikan untukmu di dalamnya. Maka bertambahlah kegembiraan dan kesenangannya. Kemudian dibukakan baginya sebuah pintu dari pintu-pintu neraka. Lalu dikatakan lagi kepadanya inilah tempat dudukmu di neraka dan apa yang Allah janjikan padamu di dalamnya seandainya engkau mendurhakai-Nya. Maka bertambah-tambahlah kegembiraan dan kesenangannya. Kemudian dilapangkan kuburnya 70 hasta, diberikan cahaya di dalamnya, tubuhnya dikembalikan seperti semula dan jiwanya ditempatkan di hembusan yang harum dan rohnya seperti burung terbang hinggap di pepohonan surga." (HR. Ibu Hibban, berkata Syu'aib al-Arnauth sanadnya hasan)

- Roh syuhada ditempatkan di tembolok burung-burung hijau 

Dari Abdullah bin Murrah dari Masruq, ia berkata: Kami bertanya kepada Abdullah ibnu Ma'ud tentang ayat," Janganlah kalian kira orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Tidak, bahkan mereka hidup di sisi Tuhan mereka, mereka mendapatkan rezeki."(QS.Ali 'Imran:169). 
Ibnu Mas'ud menjawab," Aku pun menanyakannya kepada Rasulullah saw, dan beliau menjawab: Arwah mereka di perut burung hijau yang tinggal di pelita-pelita yang bergantungan di 'Arsy. Burung itu terbang di surga sesukanya lalu kembali lagi ke pelita-pelita tersebut. Lalu Tuhan mereka menampakkan diri pada mereka dan bertanya," Apakah kalian menginginkan sesuatu?" Mereka menjawab," Apa lagi yang kami inginkan, kami boleh pergi ke surga sesuka kami." Tuhan kembali bertanya, sampai tiga kali. Ketika mereka melihat bahwa Tuhan tidak membiarkan mereka jika tidak meminta maka mereka pun berkata," Tuhan, kami ingin Engkau mengembalikan arwah kami ke jasad kami agar kami dapat berperang lagi di jalanMu sekali lagi."
Ketika Tuhan melihat mereka tidak memiliki lagi keinginan selain hal tersebut maka Ia pun meninggalkan mereka (HR. Muslim) 

2. Diperlihatkan tempatnya di surga atau neraka pada waktu pagi dan petang

Dari 'Abdullah bin 'Umar ra, telah bersabda Rasulullah saw," Sesungguhnya apabila seseorang di antara kalian telah meninggal dunia maka akan diperlihatkan tempat setiap pagi dan petang. Bila ia termasuk penghuni surga maka ia akan melihat dirinya sebagai penduduk surga dan kalau ia termasuk penghuni neraka maka ia akan melihat dirinya sebagai penghuni neraka.Lantas dikatakan kepadanya inilah tempatmu yang nanti akan engkau tempati pada hari kiamat " (HR. Bukhari)


3. Mendapatkan manfaat dari doa-doa,istighfar dan hadiah amal dari orang-orang yang hidup di dunia

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang". (QS. 59:10)

Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda," Apabila seorang manusia meninggal maka terputuslah amalnya kecuali melalui tiga hal. Melalui sedekah jariyah atau ilmu yang dimanfaatkan orang atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud)

4. Dapat bertemu dengan sesama mereka yang telah wafat dan dapat bertemu dengan ruh orang hidup melalui mimpi

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahanlah jiwa (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir." (QS. 39:42)

Keterangan: Abu Abdillah bin Mandah menyebutkan dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata," Aku mendengar kabar bahwa roh orang yang hidup dan roh orang yang sudah meninggal dapat bertemu kala tidur, lalu mereka saling bertanya. Kemudian Allah swt menahan roh orang yang sudah meninggal dan mengembalikan roh orang yang hidup ke jasadnya."
Begitu pula keterangan serupa diberikan Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dari As-Saddy.

Demikianlah, sadar atau tidak sadar bersama dengan sibuknya kita dalam urusan duniawi, di seberang sana di alam barzakh ada kehidupan yang tidak kalah kesibukannya dengan kehidupan kita di sini. Jumlah penduduk alam barzakh pun jauh lebih besar di bandingkan jumlah penduduk bumi, dan jumlah itu akan terus bertambah. Di sana berkumpul ruh-ruh dari berbagai generasi. Dari sana mereka mendapat kabar keadaan kita yang ada di sini. Tidak sedikit dari mereka yang di sana ingin kembali lagi ke sini untuk dapat beramal, sementara itu banyak dari kita di sini yang punya kesempatan untuk beramal tetapi malah tidak terpikir untuk melakukannya. Hal ini mengingatkan kita kepada pertanyaan seorang laki-laki kepada Rasulullah saw," Mukmin apakah yang paling pintar?" Beliau saw bersabda," Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka lah orang yang paling pintar." (HR. Ibnu Majah. Al-Albani berkata: hadits hasan) 

Kepintaran rupanya diukur dari banyaknya mengingat kematian dan kesungguhan berbekal untuk hidup setelah mati.